Mendaki Ke Gua Hera Makkah 45Minit..Dapat Melihat Mekkah dari Jahu..Banyak Sejarah
GUA HIRA
Gua Hira adalah sebuah gua kecil di Jabal Nur yang terletak 5 km di utara Mekah yang di sekelilingnya terdapat sejumlah gunung, bukit batu dan jurang.
Di kawasan Jabal Nur ( Gunung Bercahaya) tidak terdapat tanaman apapun juga, seluruhnya terdiri dari batu batu besar, gersang dan tidak pernah dikunjungi orang sebelumnya. Perjalanan mendaki puncak gua Hira memakan waktu sekitar 2 jam (kondisi jalan batu kecil dan besar), keadaan puncak sangat sunyi dan senyap hingga terasa menakutkan. Karena itulah Nabi Muhammad SAW menjadikan Gua Hira sebagai tempat menyepi dan mengasingkan diri untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Gua Hira terletak di belakang 2 batu raksasa yang sangat dalam dan sempit. Bila kita kunjungi dan masuk kedalamnya maka orang akan merasa terpencil sepenuhnya dari kehidupan dunia. Luas gua ini hanya cukup untuk tidur 2 orang berdampingan. Tinggi nya kira kira 2 meter dan dibagikan ujung kanannya ada lubang / celah yang dapat dipakai untuk memandang kawasan gunung dan bukit ke jurusan Mekah (Baitullah).
Beberapa tahun sebelum dan setelah menikah dengan Siti Khadijah Binti Khuwalid, Nabi Muhammad SAW sering menyendiri dan menyepi untuk tahanus (bertafakur), ibadah malam yang sering dilakukan Rasulullah di gua Hira ini. Beliau biasanya pergi dengan hanya membawa bekal makan dan minum secukupnya. Apabila bekal itu telah habis beliau kembali ke rumah guna mengambil bekal untuk hari hari berikutnya. Demikian beliau lakukan sampai suatu saat Malaikat Jibril AS datang membawa wahyu pertama surat AL Alaq ayat 1 sd 5.
Gua ini mempunyai kedudukan penting dalam sejarah Islam, di sinilah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Alqur’an yang pertama, yaitu Surat Al‘alaq 1-5. Nabi Muhammad SAW yang ummi, tidak bisa membaca dan menulis, dipaksa sampai tiga kali oleh Malaikat Jibril untuk membaca ayat tersebut. Hingga beliau berkata, “ma ana bi qariin”, saya bukanlah seorang yang pandai membaca.
Menurut sebagian ahli sejarah, peristiwa ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 41 H ( 6 Agustus 610 H ), dengan perasaan takut dan gelisah setelah peristiwa itu, beliau pulang ke rumah dan berkata kepada Khadijah; " selimutilah aku, selimutilah aku". Khadijah menyelimuti dan mendampingi Beliau sehingga hilangnya rasa takutnya. Setelah mendengar kisah sangat ganjil yang dialami Nabi di Gua Hira itu, Khadijah segera menuju ke rumah Waraqah bin Naufal, anak pertama Khadijah. Waraqah seorang agama pemeluk Nasrani dizaman Jahiliah , pandai menulis kitab Injil dengan bahasa Ibrani. Melalui dia, Muhammad mengetahui bahwa diri-nya akan diangkat menjadi Nabi dan Rasul sebagaimana Musa AS menerima wahyu melalui Malaikat Jibril AS.
Gua Hira terletak di Jabal Nur (Gunung Cahaya), Tinggi gunung ini 281 m dengan panjang pendakian sekitar 645 meter. Sebenarnya tidak terlalu tinggi, tetapi medannya cukup berat. Untuk bisa mencapai gua tersebut, kita harus mendaki bebatuan yang terjal dengan sudut kemiringan yang cukup tajam. Karena alasan itulah perjalanan ini ditujukan kepada orang-orang yang dipandang punya kesiapan mental dan fisik yang prima.
Alhamdulillah, kami rombongan mendaki setelah kami mengetahui betapa pentingnya gua ini dalam sejarah Islam, Nabi SAW juga beberapa kali mengunjungi gua ini. Terdiri dari orang tua dan muda yang semangat untuk nampak tilas perjuangan Nabi SAW.
Dengan susah payah bahkan berkali kali berhenti karena nafas yang terengah-engah kami mendaki Gunung Bercahaya ini, sambil terus melangkah kami membacakan shalawat kepada Kekasih Allah Nabi SAW.... Allahuma shalli ala sayyidina Muhammad.... teringat bahwa Nabi SAW juga menapaki jalan ini dalam mencari kebenaran dan ridho Allah.... Tak terasa air mata menetes karena terharu dengan perjuangannya Nabi Muhammad SAW....
Alhamdullilah akhirnya kami sampai juga di tempat yang dituju. Karena beratnya medan, beberapa anggota rombongan kami ada yang terlambat sampai di puncak gunung.
Semula kami mengira letak Gua Hira berada tepat di puncak Jabal Nur. Ternyata tidak, setelah sampai di puncak, kami harus turun sedikit lagi untuk mencapai gua tersebut. Letak Gua Hira tepat berada di belakang dua batu raksasa yang sangat dalam dan sempit dengan ketinggian sekitar dua meter. Panjang gua sekitar tiga meter dengan lebar sekitar satu setengah meter dengan ketinggian sekitar dua meter. Gua ini hanya cukup digunakan untuk shalat dua orang. Di bagian kanan gua terdapat teras dari batu yang hanya cukup digunakan untuk shalat dalam keadaan duduk.
Antrian di pintu Gua Hira
Setiap orang yang masuk ke dalam gua tersebut biasanya langsung menunaikan shalat. Ini yang membuat antrian orang menjadi cukup panjang. Setelah Mengantri sekitar 30 menit saya bisa berdiri di gua kemudian melaksanakan shalat sunah mutlak 2 rakaat sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah bisa hadir di gua tempat turunnya Al Qur'an.... Shalat ditempat yang diberkahi...
Setiap orang yang masuk ke dalam gua tersebut biasanya langsung menunaikan shalat. Ini yang membuat antrian orang menjadi cukup panjang. Setelah Mengantri sekitar 30 menit saya bisa berdiri di gua kemudian melaksanakan shalat sunah mutlak 2 rakaat sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah bisa hadir di gua tempat turunnya Al Qur'an.... Shalat ditempat yang diberkahi...
Alhamdullilah atas nikmat sehat dan bisa mengunjungi tempat tempat bersejarah di tanah suci Mekah Madinah...
No comments:
Post a Comment